Jakarta, Majalahtrass.com,- Varian Covid-19 Delta Plus yang baru ini semakin menyebar menular lebih cepat, bahkan ada potensi varian baru yang berbahaya muncul. China dan Australia termasuk yang merespons bahaya varian Delta Plus, dengan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.
Diketahui, dalam beberapa bulan ini virus corona di China kembali mengalami lonjakan di dua wilayah yakni Provinsi Fujian dan Kota Chongqing.
Dijelaskan, lebih dari 200 kasus telah dikaitkan dengan klaster varian Delta Plus di Kota Nanjing. Di mana sembilan petugas kebersihan di bandara internasional dinyatakan positif, dengan wabah yang menyebar ke Beijing, Chongqing, dan lima provinsi, pada Sabtu, (31/07/2021).
Lebih lanjut, China bergegas melakukan upaya pencegahan dengan lockdown serempak lebih dari satu juta orang kasus baru.Infeksi virus corona kembali meningkat di dunia saat ini. Melansir dari AFP, Sabtu, (31/07/2021) WHO menyebut peningkatan rata-rata 80% selama empat minggu terakhir.
Saat ini lonjakan yang didorong oleh varian Delta Plus, yang mana varia ini pertama kali muncul di India. Direktur Darurat WHO Michael Ryan varian Delta Plus merupakan peringatan.
“Bahwa virus berkembang tetapi juga merupakan seruan untuk bertindak bahwa kita perlu bepergian sekarang sebelum varian yang lebih berbahaya muncul,” tegasnya.
Pusat Pengendalian Penyakit AS merilis analisis, bahwa orang yang sudah divaksin penuh bisa menyebarkan virus semudah orang yang belum divaksin. Sementara itu vaksin suntikan masih efektif untuk penyakit yang parah sampai berujung kematian.
Menurut, Celine Gounder Seorang Infeksius Dokter Penyakit dan Profesor di Universitas New York mengatakan meski sudah divaksin dan tidak bergejala atau bergejala ringan, mereka tetap
bisa menularkan ke orang lain.
“Sebagai orang yang divaksinasi, jika Anda memiliki salah satu dari infeksi ini, Anda mungkin memiliki kondisi gejala ringan, kemudian Anda mungkin tidak memiliki gejala, tetapi berdasarkan apa yang kami lihat di sini, Anda dapat menularkan ke orang lain,” terangnya.
Sebelumnya, Varian delta Plus yang baru ini terbukti lebih berbahaya dan menular membuat China & Australia kembali mengetatkan kebijakan lockdown.
Hal ini seiring dengan imbauan WHO yang meminta seluruh negara untuk dapat mengatasi dan mengurangi laju penyebaran mutasi Varian Delta Plus, sebelum mutasi ini menyebabkan lebih banyak kasus kematian dan gelombang-gelombang Covid-19 selanjutnya.
Adapun kasus virus corona di China mengalami lonjakan, terutama di provinsi Fujian dan kota metropolitan Chongqing. China pun kembali melakukan lockdown, yang berdampak kepada 1 juta warga China, dan testing massal yang kembali dilakukan oleh pemerintah setempat
Selain itu, di Australia di mana 14% warganya telah menerima vaksinasi juga kembali melakukan lockdown di kota Brisbane dan sebagian dari Queensland setelah kluster baru varian delta kembali ditemukan oleh pemerintah setempat.
Semua negara di dunia baik berpenghasilan tinggi dan rendah saat ini tengah berjuang melawan varian Delta Plus. Di Australia kota terbesar ketiga Brisbane dan bagian lain negara bagian Queensland akan melakukan lockdown, keberadaan varian Delta menjadi enam kasus.
“Satu-satunya cara untuk mengalahkan Delta adalah bergerak cepat, menjadi cepat dan menjadi kuat,” jelas Wakil Perdana Menteri Queensland Steven Miles.
Menurut laporan dari beberapa negara seperti Kanada, Skotlandia dan Singapura juga mengatakan bahwa varian Delta akan menimbulkan gejala sedang-berat dan cenderung memerlukan orang tersebut untuk dirawat di fasilitas kesehatan.**Red