Tongkat kayu Jadi Tanaman di Tanah Indonesia, Tapi Susah Makan Tahu Tempe Aja Mahal

Jakarta, majalahtrass.com – Rakyat Indonesia semakin terpuruk hidupnya. Belum kelar efek pandemi covit-19 penghasilan masyarakat sudah terpuruk, ditambah kabar buruk lain melanda, yakni tahu dan tempe diprediksi bakal naik harganya.

“Kenaikan harga tahu dan tempe dikatakan imbas karena melambungnya biaya bahan baku kedelai import, mulai dari Rp. 9.000 hingga Rp. 9.300 menjadi Rp. 9.600 per kilogramnya.

Read More

“Kita tau, tahu dan tempe adalah makanan favorit masyarakat Indonesia paling juga dikenal enak dan juga harganya murah.

“Menurut Sekjen Kementrian Perdagangan Suhanto, bisa jadi harga tahu dan tempe bakal naik pekan depan.

“Bisa berkemungkinan penyesuaian harga disebabkan pembelian kedelai oleh perajin tahu tempe ke importir sudah ada kenaikan, otomatis juga kalau mereka tidak naikan, kan merugi, ” ujar Suhanto, seperti dari CNNindonesia, saptu 2 Januari 2021.

“Meski, Suhanto belum bisa memprediksi, seberapa besar kemungkinan naiknya harga tahu dan tempe. Beliau memberikan gambaran bahwa kenaikan harga kedelai impor sekarang sekitar 3,3 persen dari harga normal.

Sementara harga bahan baku kedelai merupakan komponen yang menyumbang 70 persen dari biaya produksi tahu dan tempe. Sisanya bagian biaya produksi lain, seperti tenaga kerja dan pengemasannya.

“Akankah nanti kenaikannya akan linier juga ma 3,3 persen atau tidak, atau bisa 5 persen, itu semua saya belum tahu. Dan saya sudah pesan ke mereka ( pengrajin tahu tempe) agar jangan terlalu tinggi kenaikannya, yang penting tetap ada untung, tapi jangan membebani masyarakat juga,” ujarnya.

“Kenaikan harga kedelai, menurut Suhanto, adalah jalan keluar untuk sementara dari aksi mogok produksi oleh para pengrajin tahu dan tempe. ***Fer/majalahtrass.com.

Related posts